Text
Politik perhatian : Rasa dalam kebudayaan jawa
Jawa, sebagai sebuah peradaban, bertahan dengan sintesis spiritualnya tcrhadap peradaban dunia: Hindu-Budha, Islam. Tetapi mengapa gagap menghadapi penetrasi Barat? Upaya memilah Jawa dan non-Jawa, selalu saja merupakan peristiwa politik. Dan itu berarti selalu ada yang ter(di)singkir(kan). (Jawa yang takluk, atau Hindu-Budha, Islam dan Barat yang takluk? Lalu siapa pula yang berhak mewakili )Jawa: Hindu-Budha, aliran kepercayaan, koreografer Sardono atau Bagong, Gus Dur dan pesantrennya, Keraton Mataram, atau Lembaga Javanologi? Mungkin tak seorangpun dari mereka. Karena Jawa telah menjadi masa silam dan hanya ada dalam imajinasi. Semakin ia dikaji untuk masa kini, semakin kita harus menelusuri masa silamnya.
Tidak tersedia versi lain