Text
Menuju humanisme spiritual : konstribusi perspektif muslim-humanis
Sebuah perjumpaan unik: Ketika mistik Muslim mengajarkan seorang humanis Amerika untuk memfilsafati dari lubuk hati. Dan sebaliknya, seorang humanis yang atheis mengajukan ar- gumentasi lewat keyakinannya, karena kegagalannya mene- mukan" TuhanMaka, terjadilah suatu dialog humanistik-spiritu- al yang melahirkan nalar kritis, melalui dua poros yang berbeda. Di satu sisi, keimanan sebagai basis pijakan semua wujud dan pengeiahuannya, di sisi lain, rasionalisme murni menjadi pusat perhatiannya.
Dialog ini semakin mencekam, ketika sampai pada perbincangan ontologis. kosmologis dan teologis tentang eksistensi Tuhan yang direkonstruksi dari dua paradigma yang berbeda: Bagi seorang theistik, Tuhan itu Ada sebagaimana seorang atheis yang menganggap-Nya tidak ada. Bahkan semakin pelik, ketika persoalan-persoalan filosofis merambah "misteri manusia", maka gagasan klasik kemanusiaan yang menjadi isu sentral dewasa ini, diungkap secara detail.
Namun, karena dialog ini didasari oleh "persahabatan intelektual” yang mendalam, terjadilah sentuhan cinta dan pikiran, lewat permusuhan yang bersahabat. Kutub sophia perrenis (filsatat perenial) bertemu secara dialektik dengan kutub kebebasan pikiran. Poros tradisional yang mengagungkan keyakinan hati, berjumpa dengan poros non-tradisional yang mendewakan akal pikiran.
Buku ini merupakan rekaman dialog temebut. Seorang spirituals Muslim, Prof. Hasan Askari, dan seorang humanis-sekuler yang atheis, Prof. Jon Avery harus menempuh upaya "perjumpaan keyakinan", tanpa harus mereduksi gagasan fundamental masing- masing, seputar Tuhan dan Manusia. Dua cakrawala yang membentang, tanpa pangkal perjumpaan Iman, telah mewakili dua tradisi yang secara substansial sangat kontradiktif, tetapi secara eksistensial berada dalam satu naungan kemanusiaan yang universal.
Tidak tersedia versi lain