Text
Orientalisme; Menggugat Hegemoni BArat dan Mendudukkan Timur sebagai Subjek
“Barat dan Timur merupakan pembedaan yang diproduksi dan direproduksi secara simultan sehingga membentuk kenyataan yang dianggap kebenaran mutlak,” jelas Awla.
Lebih jauh, Awla menyebutkan bahwa Said mendefinisikan orientalisme dalam tiga pengertian yang berbeda namun saling berkaitan; pertama, orientalisme merupakan satu cara berpikir yang membedakan antara Barat dan Timur;
Kedua, orientalisme sebagai disiplin akademik; ketiga, orientalisme sebagai institusi korporate yang menjembatani hubungan antara pengetahuan kolonial dan kekuasaan kolonial.
Dalam pengertian orientalisme sebagai suatu cara berpikir, Awla menjelaskan orientalisme menggunakan oposisi biner dalam membuat diskursus relasi Barat dan Timur.
“Orientalisme menjadikan Barat sebagai the Self, dewasa, beradab dan Timur sebagai the Other, anak-anak, barbar. Orientalisme menekankan bahwa Barat itu maskulin sedangkan Timur itu feminim. Maskulin dan feminine inilah imaginasi geografi Barat terhadap Timur,” jelas Awla.
Dalam pengertian orientalisme sebagai suatu disiplin akademik, Awla menguraikan bagaimana orientalisme membentuk satu disiplin akademik yang memiliki otoritas dan keahlian tentang Timur.
Sedangkan pendekatan ketiga, subjektivisme individualis, ialah pendekatan yang digunakan orientalis untuk mengkaji pemikir-pemikir Timur secara individu terlepas dari konteks kesejarahannya.
Namun, meski pendekatan ini seolah sangat empatik terhadap tokoh yang dikaji, kata Kang Aziz, tetap saja seempati apa pun, seorang orientalis kira-kira ingin mencari yang hilang dari ke-eropa-annya dan dia temukan pada tokoh-tokoh Timur ini. Jadi intinya, orientalis yang menggunakan pendekatan ini tetap masih dalam bayang-bayang eropasentrisme.
Tidak tersedia versi lain