Text
Agama Kultural Masyarakat Pinggiran
ABSTRAK INFORMATIF
Pemahaman agama masyarakat masih belum bisa terbentuk dengan dasar pengetahuan yang kuat. Melainkan pemahaman tersebut terbentuk karena nilai-nilai kultur sosial yang timbul dan berkembang dari sistem pewarisan budaya yang berjalan secara turun-temurun. Aktualisasi pemahaman agama masyarakat yang mencerminkan multukultularisme tampak pada sikap dan tindakan hormat-menghormati, menjaga kerukunan atau harmoni sosial, toleransi dan pengakuan terhadap eksistensi orang lain yang berbeda.
Faktor dominan yang mendukung terciptanya masyarakat multikulturalisme adalah pemuka-pemuka agama yang terus-menerus mensosialisasikan ajaran keagamaan yang berkaitan dengan kehidupan sosial disamping juga memberi teladan nyata dalam sikap keseharian. Mengingat sebagai keluarga besar kebangsaan, harus disadari bahwa Indonesia memiliki dua macam sistem budaya, sistem budaya nasioanal dan system budaya etnik lokal yang biasa disebut dengan kearifan lokal.
Ahmad Kholil dalam mengurai dan membahas akar kultural dalam pemahaman agama masyarakat multikulturalisme menggunakan landasan teori Konstruksi Sosial yang di gagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Teori tersebut menyatakan bahwa realitas sosial merupakan kenyataan ganda, subjektif, dan objektif, yang berproses melalui tiga momen dialektis yaitu, eksternalisasi, objektifikasi, dan internalisasi. Dalam konsteks penelitian realitas sosial yang diteliti yaitu mengambil lokasi di Desa Watukebo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur adalah pemahaman agama masyarkat dan impelementasinya dalam bingkai multikulturalisme.
Tidak tersedia versi lain