Majalah
Litbang diklat
Pentingnya Pendidikan Karakter : Maraknya sejumlah kasus amoral di kalangan remaja makin hari kian menyedihkan. Mulai tawuran antarpelajar, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba], pornografi, perkosaan, pelacuran, perjudian, hingga pembunuhan terus terjadi. Tragisnya, pelaku dan korbannya mayoritas justru dari remaja berstatus pelajar.
Kenyataan pahit demikian menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita harus lebih berperan dalam menangkal dekadensi moral anak bangsa dalam upaya menyiapkan generasi muda masa depan yang berkualitas. Terkait hal ini, perlu disadari bahwa tujuan pendidikan pada dasarnya adalah memperbaiki moral. Di sinilah pendidikan karakter menemu ruang.
Pendidikan karakter ini menekankan etis spiritual untuk membentuk pribadi yang baik. Tujuan penting pendidikan karakter sejatinya membentuk karakter yang terwujud daiam kesatuan esensial antara subjek dengan perilaku dan sikap yang dimilikinya. Karakter merupakan pengualifikasi pribadi seseorang yang memberikan kesatuan dan kekuatan terhadap keputusan yang diambilnya.
oleh karena itu, karakter menjadi semacam identitas. Pendidikan karakter menawarkan sebuah konteks yang integral dan mampu mengatasi kepentingan dan keterbatasan diri sendiri, Pendidikan karakter juga merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara menyusul terbitnya Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Untuk mengelaborasi isu ini, Majalah LiDik Nomor 10 Tahun 2018 memdedahkan sejumlah tulisan tentang pendidikan karakter. Baik di ranah madrasah, pesantren, maupun sekolah umum. Tulisan para peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dan beberapa pemerhati pendidikan kami tayangkan pada edisi ini.
Melengkapi isu pendidikan karakter, kita angkat tokoh atau praktisi pendidikan berkaliber internasional, yakni KH Muhammad Tholhah Hasan. Menteri Agama era Presiden Gus Dur ini dikenal sebagai praktisi pendidikan berbasis karakter Kiprah dan dedikasi beliau di sejumlah yayasan pendidikan niscaya menjadi inspirasi bagi sidang pembaca, terutama para pendidik di berbagai daerah,
Mulai Edisi 10, Insya Allah kami berkomitmen menerjemahkan rubrik Bidik dalam dua bahasa asing, yakni Arab, dan Inggris. Ini sebagaimana disepakati dalam edisi-edisi awal sebagai ciri khas Majalah LiDik. Selain itu, kami akan terus mencoba untuk melaksanakan amanat hasil rapat redaksi yang berisi usulan konstruktif seperti penerjemahan tersebut.
Tidak tersedia versi lain