Text
Pergulatan Partai Politik Di Indonesia
Apakah pemilu 1999 dan 2004 kali ini dapat dikatakan sebagai watershed—batas air, yaitu hingga kita bisa mengatakan sudah hidup pada alam pasca Orde Baru? Membicarakan peran partai politik di Indonesia menambah kompleksitas persoalan bangsa ini di tengah situasi sosial-politik-ekonomi-budaya yang masih belum jelas. Tidaklah mengherankan bila muncul pernyataan bernada pesimistis di masyarakat bahwa kehidupan partai politik pasca Orde Baru tidak bisa diharapkan 'sesuai dengan semangat reformasi, yaitu partai politik yang mandiri, memiliki resources yang cukup dalam memainkan peran mereka sebagai agregator dan artikulator kepentingan rakyat. Ketika Pemilu pun, partai politik masih berputar-putar dengan pernyataan-pernyataan retoris, janji-janji palsu, dan baru bergerak ketika desakan sudah menjadi sebuah gerakan massa. Semua itu memperlihatkan diskordansi, ketidakjelasan, mengenai apa yang hendak partai politik perbuat dalam mengisi reformasi.
Buku ini memang tidak ingin menjawab semua problem peran partai politik dalam kerangka penegakan demokrasi di Indonesia. Sungguhpun demikian, seminimal apapun, kita bisa menangkap visi dan misi mereka sebagai artikulator kepentingan rakyat. Partai politik harus selalu “disadarkan” akan peran-peran mereka terhadap konstituennya, yaitu pertanggungjawaban (accountability) moral para elit partai agar tidak mementingkan egoisme diri dan partai. Akhirnya, partai politik yang betul-betul sebagai wakil rakyat yang akan dipilih dalam pemilu.
Buku ini merupakan kerja sama penerbitan buku antara Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif FiidayatyMb.. Jakarta dengan PT RajaGrafindo Persada.
Tidak tersedia versi lain